BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG BELAKANG MASALAH
Merancang alat evaluasi merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan dan desain pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan. Halmanik (2003) menjelaskan pentingnya perencanaan evaluasi sebagai berikut :
pertama, rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan0tujuan telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes untukk mengukur prestasi belajar siswa. Selanjutnya ia akan menyatakan bahwa penulisan suatu tes akan membantu kitauntuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan revisi sebelum merancang pengajaran.
Kedua, berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada itu , selanjutnya kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dengan informasi itu dapat diketahui bahwa siswa telah memahami tujuan , apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya.
Ketiga, rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes . Untuk menyususn suatu tes yang baik , diperlukan persiapan yang matang yang mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak.
Atas dasar ketiga hal tersebut kemampuan untuk mengembangkan alat evaluasi suatu keharusan bagi seorang guru atau pengajar.
B. BATASAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang diatas , maka dalam makalah ini kami hanya membahas mengenai bagaimana cara mengembangkan alat evaluasi yang dilakukan oleh guru atau pengajar terhadap muridnya ataupun peserta didik.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Sebutkan contoh-contoh evaluasi yang dilakukan disekolah?
2. Apakah hasil dari mengembangkan tes belajar?
3. Apakah tujuan mengembangan tes hasil belajar ?
D. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui contoh-contoh evaluasi yang ada di sekolah-sekolah.
2. Untuk mengetahui apakah hasil dari mengembangkan tes belajar.
3. Untuk mengetahui apakah tujuan mengembangkan tes hasil belajar.
E. MANFAAT MAKALAH
1. Bagi siswa, manfaatnya yaitu siswa menjadi mengetahui tentang apakah guna seorang guru mengadakan tes ataupun evaluasi terhadap mereka. Sehinga siswa tidak merasa malas ataupun enggan untuk mengikuti tes yang ada.
2. Bagi guru, manfaatnya adalah guru jadi mengerti sampai sejauh mana siswanya memahami dan mengerti dengan materi yang diajarkannya. Apakah materi yang diajarkan sudah mencapai target atau belum.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar system Pembelajaran
1. Pengertian Sistem
Sistem bukanlah “ Cara” atau “ Metode” . Cara hanyalah bagian kecil dari suatu system. Istilah system meliputia spectrum yang dari suatu system. Misalnya manusia, binatang dan alam semesta, mobil,motor, lembaga tertentu adalah sebagai suatu system. Karena contoh-contoh diatas memiliki komponen-komponen tertentun yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Tiga cirri utama suatu system:
a. Setiap system bertujuan
b. Setiap system memiliki fungsi
c. Setiap system memiliki komponen
2. Sistem pembelajaran
adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsure-unsur manusiawi ,material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
B. Prinsip Perencanaan Pembelajaran
1. Adanya tujuan yang harus dicapai
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dapat mendukung
4. Implementasi setiap Keputusan
C. Prosedur/ langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran
1. Merumuskan tujuan Khusus
ada tiga aspek penting:
a. Domain Kognitif, berkaitan dengan Pengembangan aspek intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi.
b. SIkap dan Apresiasi adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap sesuatu hal.
c. Ketrampilan dan Penampilan
adalah domain yang menggambarkan kemampuan atau ketrampilan (skill) seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja.
2. Pengalaman Belajar
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Langkah ketiga dalam menyusun perencanaan pembelajaran dengan pendekatan system adalah menentukan kegiatan belajar mengajar. bias melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual.
4. Orang-Orang yang terlibat
Peran Guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran, diantaranya guru berfungsi sebagai penyampai informasi, mengatur lingkungan belajar, memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi setap siswa.
5. Bahan Dan Alat
Penentuan bahan dan alat mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. keberagamana kemampuan intelektual siswa
b. Tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
c. Alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
d. Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
e. Fasilitas Fisik yang tersedia
6. Fasilitas Fisik
7. Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan
Evaluasi tehadap hasil belajar siswa akan memberikan informasi tentang :
a. Kelemahan dalam perencanaan pembelajaran
b. Kekeliruan Mendiagnosa siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar
c. Kelengkapan tujuan pembeljaran khusus
d. Kelemahan –kelemahan instrument yang digunakan untuk mengujur kemampuan siswa mencapai tujuan pembelajaran
BAB III
PEMBAHASAN
A. Test Dan Tujuan Pembelajaran
Desain pembelajaran Berkaitan erat dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran, Dalam Konteks kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran itu tiada lain dirumuskan dalm bentuk kompetensi, tujuan pembelajaran itu tiada lain dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang kemudian dinamakan objective.
Penulisan Perubahan tingkah laku sebagai objective dikembangkan oleh merger dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan) , Behaviaor (perilaku yang bagaimana yang diharapkan yang dapat dimiliki), Condition (Dalam Kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya) Degree (Kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal). Bentuk perumusannya bias dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan tentang jenis-jenis pernapasan ( C ) diharapkan siswa ( A ) dapat membedakan ( B ) Pengertian Pernapasan aerob dan anaerob dengan tepat ( D ).
Coba anda perhatikan bentuk perilaku dalam rumusan tujuan pembelajaran di atasa, yakni dapat membedakan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat di observasi.
Perhatikan Contoh Berikut :
Rumusan Tujuan | Evaluasi |
1. Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir diharapkan siswa dapat Menjelaskan pengertian Respirasi | Coba kamu jelaskan apa yang dimaksud dengan respirasi? |
2. Setelah Kegiatan Belajar Mengajar berakhir, diharapkan siswa dapat Menjelaskan antara respirasi aerob dan anaerob. | Coba kamu kemukakan ,apa perbedaan pengertian antara respirasi aerob dan anaerob? |
Dari rumusan di atas, tampak jelas bahwa perubahan perilaku yang terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi dapat ditentukan keberhasilannya. Artinya, apabila setelah berakhir kegiatan belajar mengajar, kemudian siswa dapat menjelaskan pengertian respirasi atau dapat membedakan arti respirasi aerob dan anaerob, Maka Kegiatan Belajar Mengajar dikatakan berhasil. Sebaliknya jika tidak dapat dijawab maka tidak berhasil.
Bandingkan Dengan RUmusan tujuan Berikut :
Rumusan Tujuan | Evaluasi |
1. Setelah kegiatan Belajar Mengajar Berakhir, diharapkan siswa dapat memahami pengertian respirasi | Coba kamu pahami, pengertian respirasi! |
2. Setelah kegiatan Belajar mengajar berakhir, diharapkan siswa dapat mengetahui perbedaan pengertian respirasi aerob dan anaerob. | Coba kamu ketahui , perbedaan pengertian antara respirasi aerob dan anaerob. |
Apabila kita perhatikan, rumusan item tes seperti yang tercantum diatas merupakan alat evaluasi yang tidak memiliki arti . Item tes tersebut tidak mencermainkan sebagai alat ukur “ Coba Kamu Ketahui…!” bukanlah alat ukur akan tetapi merupakan kalimat perintah . Hal ini disebabkan oleh tujuan tingkah laku (Memahami dan mengetahui ) seperti yang tercantum dalam rumusan tujuan , merupakan tujuan yang tidak operasional. OLeh karena itu, tujuan perilaku semacam ini tidak cocok digunakan dalam rumusan tujuan pembelajaran.
B. Test hasil belajar
1. Pengertian
Test pengukur keberhasilan sering dikenal dengan sebutan Griterion Referenced Test (CRT) adalah test yang terdiri dari atas item-item yang secara langsung mengukur tingkah laku yang harus dicapai oleh suatu proses pembelajaran. Tes pengukur keberhasilan ini dikenal juga dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP),karena keberhasilan seseorang ditentukan oleh criteria yang ditetapkan sebelum tes itu berlangsung.
Dick Dan Carey (1976) menjelaskan bahwa PAP bias digunakan bila digunakan bila guru menggunakan test sebagai :
a. Tes Prasyarat (Entry Behavior test)
Digunakan manakala guru ingin mengukur apakah siswa tekah memiliki kemampuan tertentu sebagai syarat untuk memiliki kemampuan lain.
b. Tes Awal ( Pre test)
Digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memilikin kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari.
c. Test Akhir (Post Test)
Tes yang digunakan untuk mengukur seberapan jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari.
d. Test Pengukur kemajuan (progress test)
Diberikan secara incidental selama siswa sedang dalam proses mempelajari satu unit pelajaran.
2. Petunjuk Pengembangan Tes Pengukur Keberhasilan
Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
a. Item diturunkan dari indikator hasil belajar
b. Item Tes harus berorientasi pada hasil belajar
c. Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditunjukkan.
d. Setiap indikator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes.
e. Sebaiknya tes disusun dalam berbagai tipe item.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar